50. BIOGRAFI KH. MAHRUS ALY
Beliau lahir pada tahun 1906 di dusun Gedongan kecamatan Astanajapura,
Kabupaten Cirebon Jawa Barat, ayah beliau KH Aly bin Abdul Aziz dan ibu
beliau Hasinah binti Kyai Sa’id, KH. Mahrus Aly adalah anak bungsu
dari sembilan bersaudara. Masa kecil beliau dikenal dengan nama Rusydi,
masa kecil beliau lebih banyak dijalani di tanah kelahirannya, sifat
kepemimpinan beliau sudah nampak pada saat masih kecil, hingga beranjak
remaja, sehari-hari beliau menuntut ilmu di surau pesantren milik
keluarganya, disinilah beliau diasuh oleh ayahnya sendiri KH Aly dan
kakak Kandungnya Kyai Afifi. Pada saat beliau berusia 18 tahun, beliau
melanjutkan pencarian ilmunya di Pesantren Panggung Tegal, asuhan Kyai
Mukhlas Kakak iparnya sendiri, disinilah kegemaran belajar ilmu Nahwu
KH. Mahrus Aly semakin teruji dan mumpuni, selain itu KH. Mahrus Aly
juga belajar silat pada Kyai Balya seorang jawara pencak silat asal
Tegal Gubug Cirebon. Pada saat monok di tegal inilah KH. Mahrus Aly
menunaikan ibadah haji pada tahun 1927, selanjutnya KH. Mahrus Aly
meneruskan pencarian ilmunya di Pesantren Kasingan Rembang Jawa Tengah
yang diasuh KH. Kholil, setelah 5 tahun menuntut ilmu dipesantren ini
atau sekitar tahun 1936 KH. Mahrus Aly berpindah menuntut ilmu di Pondok
Pesantren Lirboyo Kediri, karena sudah punya bekal ilmu yang mumpuni
sehingga KH. Mahrus Aly tinggal mempedalam dan tabaruqan saja, bahkan
beliau diangkat menjadi Pengurus Pondok. Selama nyantri di Lirboyo
beliau dikenal sebagai satri yang tak pernah letih mengaji, jika waktu
libur tiba maka akan beliau gunakan untuk tabaruqan dan mengaji di
Pesantren lain, seperti Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, asuhan KH.
Hasyim Asy’ari. PP. Watu congol muntilan Magelang, asuhan Kyai Dalhar.
Juga pondok pesantren Langitan tuban, Sarang dan Lasem Rembang.
Sebenarnya KH. Mahrus Aly mondok di Lirboyo tidaklah lama, hanya sekitar
tiga tahun saja, namun karena kealimannya membuat KH. Abdul Karim
menjadi jatuh hati, dan menjodohkannya dengan salah seorang putrinya
yang bernama Zaenab. Tepatnya pada tahun 1938. kemudian pada tahun 1944
KH. Abdul karim mengutus KH. Mahrus Aly untuk membangun kediaman
disebelah timur Komplek Pondok. Sepeninggal KH. Abdul Karim, KH. Mahrus
Aly bersama KH. Marzuqi Dahlan meneruskan estafet kepemimpinan Pondok
Pesantren Lirboyo, ditangan mereka berdualah kemajuan pesat dicapai oleh
Pondok Pesantren Lirboyo, banyak santri yang berduyun-duyun untuk
menuntut ilmu dan mengharapkan barokah dari KH. Marzuqi dahlan dan KH.
Mahrus Aly, bahkan ditangan KH. Mahrus Aly lah, pada tahun 1966 lahir
sebuah perguruan tinggi yang bernama IAIT (Institut Agama Islam
Tribakti), peran serta KH. Mahrus Aly dalam usaha membangkitkan
kemerdekaan juga tidak bisa diremehkan, hal ini disebabkan peran beliau
dalam mengirimkan 97 santri pilihan dari pondok pesantren Lirboyo untuk
menumpas sekutu di Surabaya, yang belakangan ini dikenal dengan
peristiwa 10 November, hal ini juga yang menjadi embrio berdirinya Kodam
V Brawijaya. Selain itu KH. Mahrus Aly juga berkiprah dalam penumpasan
PKI di daerah kediri dan juga mempunyai andil yang besar dalam
perkembangan Jamiyyah Nahdlotul Ulama’, bahkan beliau diangkat menjadi
Rois Syuriyah Jawa trimur selama hampir 27 Tahun, hingga akhirnya
diangkat menjadi anggota Mutasyar PBNU pada tahun 1985
Duka menggelayut Pondok Pesantren Lirboyo tepatnya pada hari senin
tanggal 04 Maret 1985, sang istri tercinta Ibu Nyai Hj. Zaenab berpulang
kerahmatullah karena sakit Tumor kandungan yang telah lama nyai
derita. Sejak saat itulah kesehatan KH. Mahrus Aly mulai terganggu,
bahkan banyak yang tidak tega melihat KH. Mahrus Aly terus menerus
larut dalam kedukaan, hingga banyak yang menyarankan agar KH. Mahrus
Aly menikah lagi supaya ada yang mengurus beliau, namun dengan sopan
beliau menolaknya. Hingga puncaknya yakni pada sabtu sore pada tanggal
18 mei 1985 kesehatan beliau benar-benar terganggu, bahkan setelah
opname selama 4 hari di RS Bayangkara Kediri akhirnya beliau dirujuk ke
RS Dr. Soetomo Surabaya dengan menggunakan Helikopter atas perintah
Pangab LB. Moerdani, manusia berusaha namun Allah Jualah yang
menentukan, meskipun pelbagai upaya medis paling canggih sekalipun
telah diupayakan oleh tim dokter yang terbaik di RS Dr. Soetomo
surabaya, akhirnya KH. Mahrus Aly berpulang kerahmatullah, tepatnya
pada Hari Ahad malam Senin Tanggal 06 Ramadlan 1405 H/ 26 Mei 1985,
tepat delapan hari setelah beliau dirawat di surabaya. Berita
meninggalnya KH. Mahrus Aly membuat duka yang sangat mendalam bagi
keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo, karena mereka semua telah
kehilangan panutan yang selama ini mereka idolakan dan mereka
bangga-bangakan. Beliau wafat diusia 78 tahun.
( Beliau inilah guru nya guru admin yang telah mengijazahkan amaliyah khusus yaitu wirid Sholawat " shollallohu a'la muhammadin " dan beberapa guru admin yg mengijazahkan sholawat tersebut ke atasnya sanad ilmu wirid sholawat bermuara pada KH. Mahrus Aly Lirboyo , kepada beliau..al fatihah..."
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking